“Ndre, Mbah meninggal…” Kakak gue ngomong dari telpon..
Gue terdiam dan hanya menjawab, “Serius?!”
Dan ternyata benar, kakek gue meninggal. Di akhir hidup
Beliau, Beliau udah sakit, yang disebabkan oleh rokok. Mungkin juga ditambah faktor usia, dan memang udah waktunya dipanggil Tuhan.
Perasaan gue cukup teriris, mendengar kabar itu. Seorang
kakek yang selalu tersenyum setiap kali gue datang ke rumah, sekarang sudah
tiada. Dan sekarang tinggal nenek gue sendirian di rumah..
Kadang gue mikir, kenapa di dunia ini, ada perpisahan? Kenapa ga semua nya itu abadi?
Tapi jawabannya, ya memang seperti itu siklus hidup, ada
pertemuan, ada perpisahan. Ada
kelahiran, ada kematian. Tidak ada yang abadi di dunia ini.
Pernah ga kepikiran, ketika meninggal, kita ingin orang menceritakan tentang diri kita
seperti apa? Apakah kita ingin dikenal sebagai orang yang jahat, atau baik.
Yang gagal, atau sukses. Semua itu pilihan kita…
Ketika gue mulai merenung seperti itu, gue mulai ngerasa
harus melakukan yang terbaik dan berguna dalam hidup. Gue pengen memberikan
pengaruh positif kepada orang lain. Gue ga pengen cuma “numpang” hidup aja. Gue
ga pengen hanya jadi “seonggok” daging di dunia ini..
Kalau gajah mati meninggalkan gading, kita mati meninggalkan
apa?
Gue pengen ketika gue meninggal nanti, gue bisa meninggalkan
amal dan ilmu gue. jadi meskipun gue ga ada, ilmu gue masih hidup di dunia ini.
Terkadang, untuk memutuskan kita ingin menjadi seperti apa,
kita harus mulai dari akhir. Mulai dari pertanyaan, jika nanti kita meninggal,
kita ingin dikenal menjadi orang seperti apa. Dan mulai hidup seperti itu.
Karena hidup ini singkat, jangan sampai kita menyesal karena
tidak memberikan yang terbaik dalam hidup ini.
Selamat jalan kakekku, semoga kakek bahagia di Sana . I Love You :)
No comments:
Post a Comment