Hari ini gak ada tes fisik, hanya game 5 lawan 5. Im lovin’ it. :p
Setelah sarapan, peserta putra menuju SMA St. Agnes. Kami pakai lapangan basket sekolah tersebut. Dan peserta putri pakai DBL arena.
Gue se-tim dengan peserta dan pelatih dari berbagai macam daerah. Ada dua pertandingan untuk setiap tim. Di pertandingan pertama, gue bukan starter, gue hanya main satu menit terakhir. Tim gue kalah 1 bola.
Akhirnya gue dimasukin jadi starter di pertandingan kedua, gue kira bakal dapet pujian, tapi gue langsung dimarahin gara” main terlalu lambat! Sampe coach gue teriak, “ AYO DONG! CEPAT LAGI! KAMU MESTI AGRESIF!” Perlahan” gue menaikkan tempo permainan, tetapi tidak egois.
Akhirnya kami menang 2 bola kalo ga salah. Good job guys! Walaupun di balik itu, gue dapet kritikan pedas. Tapi gapapa, kritik itulah yang membuat kita menjadi lebih baik.
==
Malam harinya adalah pemilihan 50 pemain putra-putri yang akan melaju ke babak seleksi selanjutnya. Hasilnya:
Gue dan Amir ga masuk. Gunawan, Dody, dan Devin lolos.
Gue agak kecewa dan bingung oleh penilaian dari panitia, gue bingung, kenapa pemain yang main sendiri, jarang kerja sama, malah terpilih. Sedangkan pemain yang mencoba bekerja sama, malah tidak terpilih.
Sampai seorang peserta, berinisial ’bunga’, ngomong ke gue,”kalo Del Piero ikut seleksi, pasti dia ga bakal kepilih di sini.”
Gue iya-iya aja.
Mungkin itu adalah dialog orang kurang bersyukur, dan mencari justifikasi mengapa dirinya tidak terpilih. Padahal atlit yang baik, harus bisa menerima kekalahan dengan lapang dada. Bukannya mencibir dan menyalahkan orang lain. Mungkin mereka memang yang terbaik. Dan gue belajar banyak hari itu. Terima Kasih Tuhan Yesus dah ngasih aku kesempatan. :)
tetap bersyukur yg penting ;)
ReplyDeleteiya, harus. :)
ReplyDeleteTerima kasih ya. btw, ini sapa? hhe
ini sondangkeren, hehehe
ReplyDeletehebat, masih bisa ngambil pelajaran dan bersyukur di saat kurang ngenakin. harus banyak belajar dari sini nih kayaknya, hehe good job des. inspiratif!
ReplyDelete